Tim Bidang Agama & Lintas Iman DPP Prajaniti Hindu Indonesia yang dipimpin oleh I Wayan Kantun Mandara, S.Ag., M.Phil.F membuat program yang bernama Dialog Persaudaraan Spiritual (DPS). Dialog Persaudaraan Spiritual ini digelar secara virtual dan rencananya akan diadakan setiap satu bulan sekali dengan tema yang berbeda-beda. DPS edisi perdana diadakan pada Minggu, 5 September 2021.
DPS Perdana diadakan dalam bentuk webinar dengan tema “Harmoni Agama dan Budaya” yang dipandu oleh Anak Agung Indah Pitasari sebagai MC dan I Wayan Kantun Mandara sebagai moderator serta Doa yang dibacakan oleh Ni Putu Intan Puspa Dewi. Dua narasumber ditampilkan dalam DPS Perdana ini, yaitu Drs. I Ketut Donder, M. Ag., Ph.D, dosen di UGH IGB Sugriwa yang juga Penasehat DPP Dosen Hindu Indonesia (DHI) dan Kolonel Inf. Purn. I Nengah Dana, S. Ag., Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat yang juga Ketua Umum LPDG Pusat.
DPS Perdana diselenggarakan bersama oleh DPP Prajaniti Hindu Indonesia, DPD Prajaniti Hindu Indonesia DKI jakatrta, Badan Pembina Kerohanian Hindu Bank Mandiri, Badan Pembina Kerohanian Hindu PT Taspen, dan Badan Penyiaran Hindu (BPH) PHDI Pusat.
Dalam rangkaian pembukaan webinar Dialog Persaudaraan Spiritual, Ketua Umum DPP Prajaniti Hindu Indonesia KS Arsana menyampaikan bahwa Dialog Persaudaraan Spiritual diadakan dengan beberapa tujuan. Pertama, untuk meningkatkan spiritualitas dalam membangun persaudaraan dan kerukunan internal umat Hindu. Kedua, untuk mengenalkan indahnya ajaran-ajaran Hindu kepada masyarakat luas. Ketiga, untuk meneguhkan semangat persaudaraan kebangsaan melalui dialog lintas-iman dan spiritualitas.
Ketua Badan Pembina Kerohanian Hindu (Bapekhin) Bank Mandiri Putu Dewi Prasthiani dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan adanya Dialog Persaudaraan Spiritual ini diharapkan dapat membangun semangat kebangsaan kita dan meningkatkan kerukunan baik di internal umat Hindu maupun antar umat beragama lainnya. “Melalui Dialog ini semoga kita semua dapat memperdalam pemahaman dan praktek-praktek keagamaan kita berdasarkan ajaran-ajaran Hindu dan Budaya beragama secara bijak dan benar.”
Gusti Agung Aditya Wibhawa selaku Ketua Badan Pembina Kerohanian (Bapinroh) Hindu PT Taspen (Persero) mengucapkan terimakasih karena telah diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Program Dialog Persaudaraan Spiritual ini.
Pengantar terakhir disampaikan oleh Sekretaris BPH PHDI Pusat Nyoman Oka Bakti Hartawan mewakili Ketua BPH PHDI Pusat. Dalam pengantarnya, Oka Bakti berharap bahwa Dialog Persaudaraan Spiritual dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ajaran Hindu sehingga dapat melahirkan pemikiran-pemikiran yang jernih, terang, dan bersumber pada kitab suci Weda.
Selama dialog berlangsung, antusiasme peserta yang mengikuti webinar ini sangat tinggi. Diskusi interaktif antara para narasumber dan peserta berlangsung seru dan banyak memberi pencerahan. Dialog yang direncanakan berakhir pukul 13.00 baru berakhir pukul 14.00. Bahkan, seusai acara DPS beberapa peserta masih meminta waktu dan berdialog dengan kedua narasumber.
Statement Narasumber:
Drs. I Ketut Donder, M. Ag., Ph.D:
Hindu mengajarkan pentingnya Tiga Kerangka Agama-nya, yaitu Tatwa-Susila-dan-Acara. Tatwa berkaitan dengan filsafat agama yang menghasilkan Kebenaran (Satyam), Susila tentang etika dan moral perilaku beragama yang menghasilkan Kebajikan (Siwam), dan Acara tentang ritual yang menghasilkan Keindahan (Sundaram).
Tatwa yang menghasilkan Kebenaran (Satyam), Susila yang menghasilkan Kebajikan (Siwam), dan Acara yang menghasilkan Keindahan (Sundaram) harus berjalan integral saling melengkapi.
Acara tentang ritual yang menghasilkan Keindahan (Sundaram) sangat menghargai kearifan budaya masing-masing daerah. “Agama Hindu menghargai, menjaga, dan memelihara local wisdom. Di sinilah letak keharmonisan antara agama dan budaya, saling melengkapi dan menguatkan.”
Kolonel Inf. Purn. I Nengah Dana, S. Ag.:
Dengan kearifan-kearifan ajaran kitab suci Weda memberikan pencerahan pada kearifan lokal, sehingga tampilan-tampilan Hindu di Nusantara menjadi lebih lembut, lebih toleran, lebih cinta kasih, dan penuh bhakti.
“Kalo dulu kita pernah mendengar perang suku, kalo sekarang sudah tidak seperti itu. Saya harap kita dapat mempertahankan kearifan lokal baru supaya tidak ada lagi perseteruan diantara kita. Sehingga akan muncullah kedamaian dalam kehidupan bersama.”
Budaya dapat dipakai oleh semua agama, namun budaya yang sudah merupakan simbol-simbol keagamaan Hindu harus disampaikan kepada publik agar tidak dipakai oleh agama lain. Komunikasinya harus terbuka dan simpatik, tidak boleh memakai kekerasan.
Tim Kerja DPS juga menyediakan doorpize bagi 3 peserta aktif dalam kegiatan DPS Perdana ini. Ketiga peserta yang terpilih mendapatkan doorpize adalah Kadek Wiwik Indrayanti dari kota Malang, I Ketut Wisarja dari kota Bali, dan Nyoman Merta dari kota Bali.
Banyak ungkapan positif disampaikan peserta melalui chatbox atas pelaksanaan DPS Perdana, dan peserta berharap dialog pencerahan ini dapat dilakukan secara reguler, bahkan diharapkan juga melibatkan tokoh-tokoh agama lain agar kian memperkuat persaudaraan warga bangsa Indonesia.
(AA Indah Pitasari/Jakarta)
[telah dibaca 192 kali]