DPP Prajaniti Hindu Indonesia yang diwakili Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan Ir.I Made Rama, S.Pd.H, MM menghadiri acara malam Siwaratri yang dilaksanakan di Candi Prambanan – Klaten Jawa Tengah pada tanggal 9 – 10 Januari 2024 mulai pukul 17.00 wib sampai dengan 07.00 wib. Acara dimulai dengan persembahyangan bersama dipelataran Candi Siwa, dilanjutkan laporan panitia panitia kerja candi prambanan Bapak Sures, dilajutkan dharma wacana oleh Mayjend Purn Wisnu Bawa Tenaya, dilanjutkan oleh Bapak Trimo S.Pd. M.Pd. Turut hadir dalam persembahyangan Ketua PSN pusat I Gede Pastika, pembimas Hindu Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Mas Didik serta tokoh Nasional I Nengah Dana serta ormas Hindu lainya seperti Prajaniti, Pandu Nusa, PSN, dan umat dari Jakarta, Bogor Tangerang, Bekasi, Yogyakarta dan Jawa tengah.
Selesai persembahyangan dilanjutkan dengan Kegiatan malam Siwaratri dengan tema Literasi Siwa Grha: Benarkah Legenda Roro Jonggrang Dibalik Candi Prambanan dengan nara sumber Prof. Dr. Timbul Haryono, Kolonel (Purn) I Nengah Dana, S.Ag, dan Trimo. Dalam pemaparanya Prof. Dr. Timbul Haryono menyampaikan bahwa candi prambanan dibangun pada warespati wage dan diresmikan pada tahun 778 Caka atau 856 Masehi, terdapat 3 candi utama yaitu candi Brahma dan Wisnu serta candi siwa yang terbesar ( simbul pemujaan trimurti). Candi Prambanan dikililingi oleh 224 candi kecil. Dalam pembangunanya terdapat cerita tentang sosok gadis cantik bernama rorojongrang yang merupakan mitos yang diciptakan oleh Belanda dimana Bandung Bondowoso sebagai sosok pria yang terpikat kepada Rorojonggrang.
Sedangkan narasumber I Nengah Dana memaparkan Candi Prambanan dalam perspektif Agama Hindu dimana Candi Prambanan sebagai simbul pemujaan Tri Murti yang merupakan 3 dewa yang sangat dimuliakan oleh penganut Hindu khususnya di Bali. Dibali Trimurti ini di wujudkan dalam bangunan padmasana sebagai tempat pemujaan Brahma Wisnu Siwa dan narasumber ke tiga Bapak Trimo S.Pd. M.Pd mengajak generasi Muda Hindu untuk memanfaatkan, merawat dan melindungi candi prambanan karena pemerintah telah berjuang bersama lembaga keuamatan serta masyarakat sehingga saat ini Candi Pramanan bisa dipergunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu.
Dalam rangkaian acara ini dilanjutkan dengan penyucian siwa lingga yang airnya digunakan sebagai wangsuhpada atau tirta yang dibagikan kepada umat dan di tutup dengan sembahyang bersama.
[telah dibaca 349 kali]